ADVETORIAL

Kini Bupati Pasangkayu Melepas Ekspor Minyak Sawit 15.000 MT Ke China

Pasangkayu, Mediasuaranegeri.com – Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa melepas ekspor Palm Kernel Oil (PKO) ke China beberapa bulan lalu, kini melepas ekspor minyak sawit (RBD Palm Olein) ke negara yang sama. Sejumlah 15.000 metrik ton (MT).

Pelepasan tersebut dilakukan di pelabuhan milik PT. Tanjung Sarana Lestari (TSL), dan dihadiri Kepala Badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian (BARANTAN) Ir. Ali Jamil, serta sejumlah petinggi PT. AAL areal Celebes I. Sabtu 27 April 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Agus sedikit menyinggung tentang komuditas sawit yang akan semakin menjanjikan kedepan. Dengan adanya program Presiden Jokowi yang akan mengelola buah sawit menjadi Biodiesel, Ini akan membuat harga sawit meningkat dan stabil, sebab tidak bergantung lagi pada pasar Internasional.

“Sekarang pemerintah telah mengembangan bahan bakar Biodiesel (B100) dan telah berhasil di uji coba. Jadi kedepan produk olahan buah sawit tidak perlu di ekspor lagi. Akan di kelola dan dimanfaatkan di dalam negeri. Ini akan menjamin harga sawit tetap stabil” terangnya.

Ia juga mengapresiasi adanya ekspor produk turunan dari Crude Palm Oil (CPO). Itu menandakan Pasangkayu telah menjadi salah satu basis industri buah kelapa sawit. Kata dia, kabupaten paling utara di Sulbar telah mampu menunjukan eksistensinya di dunia Internasional khususnya di bidang perkebunan.

Lanjut Agus berharap, dengan semakin majunya pengelolaan buah sawit di Pasangkayu dapat berdampak domino terhadap peningkatan kesejehteraan masyarakat. Terutama kepada para petani sawit yang jumlahnya cukup mayoritas.

“Salah satu penyumbang pendapatan perkapita kita adalah sektor sawit. Sebab sekarang rata-rata masyarakat Pasangkayu telah memiliki kebun sawit. Olehnya itu, dengan adanya pabrik refinery milik PT. TSL ini diharapkan berdampak pada peningkatan harga buah sawit masyarakat”. Ucapnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ir. Ali Jamil juga menyampaikan dengan adanya kegiatan ekspor ini menandakan Pasangkayu dan Sulbar pada umumnya memiliki potensi besar untuk pengembangan tanam perkebunan dan pertanian. Ia berharap dapat memicu eksportir milenial untuk melakukan hal serupa terutama untuk komuditas lainnya. Seperti pisang, kakao, jagung, dan komuditas perkebunan dan pertanian lainnya.

Harapannya semua komuditas perkebunan dan pertanian di Pasangkayu bisa terpasarkan dengan baik. Ini akan berdampak pada meningkatnya minat masyarakat untuk mengembangkan tanaman perkebunan atau pertanian mereka.

Pemerintah setempat mesti terus mendorong dan mendukung investor lokal dalam pengembangan usaha mereka. Termasuk menyediakan dan melengkapi segala infrastruktur yang dibutuhkan.

“Kita bersyukur yang di ekspor bukan lagi CPO nya tapi produk turunannya. Sehingga nilai ekonomisnya sudah lebih tinggi. Harapan kita kedepan dengan adanya hal ini, masyarakat kita semakin sejahtera. Sekarang ini kami mendorong akselerasi ekspor komuditas pertanian disemua wilayah Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita kita, Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045” jelasnya Ir. Ali Jami Kepala BARANTAN.(*/Adv)

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({google_ad_client: "ca-pub-7658722301248693",enable_page_level_ads: true});
To Top