NASIONAL

Haris: Produk Dewan Pers tentang UKW dinilai tidak tepat

(dari kanan) Edward Pangabean, Haris Jauhari, Jodhi Yudono

Depok, Jabar||mediasuaranegeri.com – Ikatan Wartawan Online (IWO) merupakan salah satu organisasi Wartawan Online yang cukup diperhitungkan saat ini di Indonesia.

Terbukti ribuan Pewarta Media Online berada di bawah naungan IWO saat ini. Total 107 Kepengurusan telah terbentuk yang terdiri dari 34 Pengurus Wilayah (PW) ditingkat Provinsi dan 73 Pengurus Daerah (PD) ditingkat Kabupaten.

IWO yang baru saja melaksanakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) pertama di Depok Jawa Barat, senin-selasa (11-12/3), yang dihadiri oleh narasumber Wartawan senior, Haris Jauhari (Mantan Ketua Ikatan Jurnalis TV Indonesia (IJTI), yang juga salah satu tokoh sentral yang meloloskan IJTI menjadi konstituen Dewan Pers hingga saat ini).

Dalam Rakernas tersebut, Haris Jauhari lebih menekankan pada polemik implementasi UU PERS No. 40 Tahun 1999, Produk peraturan-peraturan Dewan Pers yang dinilai rancu, dan korelasi idealisme wartawan dan industri.

“Substansi UU pokok Pers sebenarnya menjelaskan dua poin, yaitu tentang organisasi Wartawan, dan organisasi Perusahaan Pers” kata Haris.

Menurutnya, produk Dewan Pers tentang uji kompetensi wartawan (UKW) dinilai tidak tepat.

“Dewan Pers mestinya mendidik, dan mengayomi Wartawan sesuai amanah UU Pokok Pers. Inikan mendidik tidak pernah, melatih tidak pernah, tiba-tiba menguji wartawan, kan rancu dan mubazir” ucapnya Haris.

Selain itu, Haris juga menekankan bahwa Dewan Pers Sebenarnya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan verifikasi terhadap organisasi dan perusahaan pers.

“Sesuai amanah UU Pers, tugas Dewan Pers itu mendata bukan memverifikasi” ujar Haris

Terkait idealisme wartawan, Haris menjelaskan bahwa terkikisnya nilai idealisme Jurnalis diawali ketika Media TV yang eksis saat itu mulai memasuki ranah bisnis.

“Idealisme Wartawan mulai menghilang saat itu, sebab Industri pada dasarnya memang tidak bisa sejalan dengan idealisme”.

Ia pun menjelaskan bahwa ke depan, orang-orang akan cenderung lebih mempercayai karya-karya secara individual dari pada perusahaannya. Sehingga ini akan memunculkan karakter karakter individu yang terpercaya, kata Haris.

IWO INDONESIA

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({google_ad_client: "ca-pub-7658722301248693",enable_page_level_ads: true});
To Top